Selasa, 05 Juli 2011

Hemat BBM dengan Eco-Driving



Mobil merupakan salah satu alat tarnsportasi yang menyumbang gas CO2 ke udara. Salah satu keburukan CO2 adalah menyumbang efek gas rumah kaca yang mengarah ke pemanasan global. Rata-rata emisi CO2 sebuah kendaraan baru adalah 160 g per kilometer. Emisi akan bertambah jika terjadi kemacetan dan mobil bertambah tua.
Nah, untuk mengurangi emisi CO2 dalam berkendara, salah satunya dengan melakukan eco-driving. Bisa disingkat ini menyetir sesuai dengan prinsip ramah lingkungan. Dampak eco-driving tak hanya mengurangi emisi CO2, tapi dapat menghemat BBM dan polusi suara.
Ada banyak prinsip-prinsip yang bisa kita terapkan dalam eco-driving, seperti yang ditulis di buku hidup hirau hijau.
  • Panaskan mobil sebentar saja karena mobil sekarang ini dirancang untuk cepat panas. Ingat, memanaskan mobil terlalu lama akan memboroskan bensin.
  • Menyetirlah dengan kalem, dalam arti jangan mengubah kecepatan secara tiba-tiba. Naikkan kecepatan secara perlahan. Begitu mobil dinyalakan, tunggu 5 detik sebelum mencapat 20 km/jam. Demikian sebaliknya, turunkan kecepatan secara perlahan.
  • Usahakan menginjak gas seminim mungkin. Menyetirlah dengan konsisten. Atur pada kecepatan tetap (40 - 50 km/jam), hindari mengebut karena mengemudi dengan agresif bisa memboroskan 33% bensin dibandingkan dengan kecepatan normal. Ingat, kita bukan sedang balapan di jalan raya.
  • Cek tekanan angin ban mobil. Jika tekanan kurang maka kelembaman kendaraan akan menurun sehingga dibutuhkan energi yang lebih banyak untuk bergerak. Ban yang kurang angin menambah konsumsi bensin sampai 3% dan menambah emisi gas sampai 5%, juga dapat membahayakan pergerakan mobil.
  • Matikan mesin kendaraan kalau sedang menunggu atau berhenti lebih dari 30 detik. Menyalakan mesin kembali ternyata lebih sedikit menghabiskan energi dibanding kalau mesin dibiarkan menganggur selama 10 detik.
  • Tukar persneling ke netral kalau akan berhenti di lampu merah. Hal ini juga berlaku untuk mobil berpersneling otomatis.
  • Kendarai kendaran di gigi tinggi pada kecepatan rendah. Posisi gigi transmisi tinggi lebih hemat bahan bakar.
  • Turunkan kecepatan di jalan menanjak.
  • Periksa barang-barang yang ada di mobil. Jika tidak berguna betul keluarkan saja sebab beban berlebihan akan mempengaruhi aerodinamika mobil dan mengurangi efisiensi bahan bakar.
  • Jika jarak yang ditempuh dekat, hindari pemakaian mobil sebab mesin yang dingin mengonsumsi bensin 2 kali lebih banyak.
  • Rencanakan rute yang akan kita lalui untuk menghindari kemacetan. Macet berarti boros bensin dan emosi terpancing untuk menggeber mesin ketika jalan mulai lowong.
  • Rawat kendaraan secara teratur untuk memastikan mesin dalam kondisi yang terbaik.
  • Gunakan bensin beroktan tinggi karena pembakarannya lebih sempurna dan bersih sehingga lebih hemat dalam jangka panjang.
Nah, sederhana kan ber-eco driving? Masalahnya, niat enggak kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar